HERPES ZOSTER
Definisi : Radang kulit akut, mempunyai yang khas yaitu vesikel – vesikel yang tersusun berkelompok sepanjang persarafan sensorik kulit sesuai dermatom.
Penyebab dan epidemiologi :
· Penyebab : Virus V-Z, kelompok virus herpes termasuk virus sedang berukuran 140-200 m berinti DNA.
· Umur : Biasanya pada dewasa, kadang-kadang juga pada anak-anak.
· Jenis kelamin : Insiden pada pria dan wanita sama banyak.
· Musim dan iklim : Tidak tergantung iklim.
Gejala singkat penyakit :
Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan:
Biasanya ada neuralgia beberapa hari sebelum atau bersama-sama dengan kelainan kulit. Adakalanya sebelum timbul kelainan kulit didahului oleh demam. Kelainan kulit tersebut mula-mula berupa eritema kemudian berkembang menjadi papula dan vesikula yang dengan cepat membesar dan menyatu sehingga terbentuk bula. Isi vesikel mula-mula jernih, setelah beberapa hari menjadi keruh dan dapat pula bercampur darah. Jika absorbsi terjadi, vesikula dan bula akan menjadi krusta.
Pemeriksaan kulit :
· Lokalisasi : Bisa di semua tempat, paling sering pada servikal IV dan lumbal II.
· Efloresensi/sifatnya: Lesi biasanya berupa kelompok-kelompok vesikel sampai bula di atas daerah yang eritematosa. Lesi yang khas bersifat unilateral (contoh : hanya terdapat vesikel pada daerah sebelah kiri saja) pada dermatom yang sesuai dengan letak saraf yang terinfeksi virus.
Gambaran histopatologis :
· Tampak vesikula bersifat unilokular, biasanya pada stratum granulosum, kadang kadang subepidermal. Yang penting adalah temuan "sel balon" yaitu sel stratun spinosum yang mengalami degenerasi dan membesar, juga badan inklusi ('lipschutz') yang tersebar dalam inti sel epidermis, dalam jaringan ikat dan endotel pembuluh darah. Dermis: dilatasi pembuluh darah dan sebukan limfosit.
· Jika menyerang wajah, daerah yang dipersarafi N. V cabang atas disebut herpes zoster frontalis.
· Jika menyerang cabang oftalmikus N. V disebut herpes zoster oftalmik.
· Jika menyerang saraf interkostal disebut herpes zoster torakalis.
· Jika menyerang daerah lumbal disebut herpes zoster abdominalis/lumbalis.
Diagnosis banding :
1. Herpes simpleks: hanya dapat dibedakan dengan mencari virus herpes simplek dalam embrio ayam, kelinci, tikus.
2. Varisela: biasanya lesi menyebar sentrifugal, selalu disertai demam.
3. Impetigo vesikobulosa: lebih sering pada anak-anak, dengan gambaran vesikel dan bula yang cepat pecan dan menjadi krusta.
Penatalaksanaan :
- Istirahat.
- Untuk mengurangi neuralgia dapat diberikan analgetik.
- Usahakan supaya vesikel tidak pecah untuk menghindari infeksi sekunder, yaitu dengan bedak salisil 2%. Jika terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik lokal misal, salep kloramfenikol 2%.
- Pengobatan spesifik belum ada. Beberapa penulis menganjurkan vitamin B,, suntikan hipofisis 0,5-1 cc/hari, antibiotik spektrum luas misalnya kloramfenikol, tetrasiklin untuk mengurangi infeksi sekunder. Untuk mengurangi neuralgia pascaherpetika dapat diberikan kortikosteroid seperti prednison dan deksametason.
- Immunokompeten : Asiklovir : 5x800 mg/hari selama 7 hari , Valasiklovir : 100 mg setiap 8 jam selama 7 hari, Famsiklovir : 200 mg/hari selama 7 hari
Prognosis
Pada orang muda dan anak-anak umumnya baik.
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, R.S. 2005. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta. Penerbit EGC (hal 84-85)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar