Kamis, 24 Juni 2010

Dasar Metodologi

USULAN PENELITIAN
SISTEMATIKA PENELITIAN
Judul
I. Pendahuluan
• Latar belakang
• Rumusan masalah
• Hipotesis
• Tujuan
• Manfaat
II. Tinjauan Pustaka
Kerangka Konsep
III. Metodologi
• Desain
• Tempat waktu
• Populasi dan sampel
• Kriteria inklusi dan eksklusi
• Besar sample
• Cara kerja
• Identifikasi variable
• Rencana manajemen dan analisis data
• Definisi operasional
• Masalah etika
IV. Daftar Pustaka
V. Lampiran


I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Identifikasi masalah penelitian merupakan hal pertama yang harus dilakukan oleh setiap peneliti. Masalah kesehatan terjadi apabila terdapat kesenjangan antara apa yang seharusnya (das sollen) dengan apa yang terjadi sekarang (das sein). Dalam kenyataan sehari-hari, masalah dalam bidang kedokteran dan kesehatan amat banyak. Pertanyaan yang timbul adalah, apakah semua masalah kesehatan dapat diangkat menjadi masalah penelitian? Jawabnya adalah ‘Tidak’. Tidak setiap masalah kesehatan layak dikembangkan menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian harus dapat dipecahkan sebagian atau seluruhnya dengan penelitian, dan kemungkinan jawabannya harus lebih dari satu. Misalnya, masalah kesehatan bahwa sebagian besar pasien anak dengan penyakit jantung bawaan di Indonesia tidak dioperasi bukanlah merupakan masalah penelitian, oleh karena jawabannya sudah ada dan hanya satu, yakni kekurangan uang dan fasilitas yang diperlukan.
Agar suatu masalah kesehatan dapat diangkat menjadi masalah penelitian diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi, yakni mampu laksana, menarik, memberikan sesuatu yang baru, etis, serta relevan. Kelima hal ini dirumuskan oleh Holley dan Cummings sebagai FINER (Feasible, Interesting, Novel, Ethical, Relevant).
F - Feasible
• tersedia subyek penelitian
• tersedia dana
• tersedia waktu, alat, dan keahlian

I - Interesting
• masalah hendaknya menarik bagi peneliti N – Novel
• mengemukakan sesuatu yang baru
• membantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu
• melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian terdahulu
E - Ethical
• tidak bertentangan dengan etika
R - Relevant
• relevan bagi pengembanganilmu pengetahuan
0
• relevan untuk tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan
• relevan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
1. Kemampulaksanaan
Kemampulaksanaan merupakan hal praktis yang tidak dapat ditawar-tawar. Banyak kesenjangan dalam bidang kedokteran dan kesehatan yang dapat dikembangkan menjadi masalah penelitian yang baik, menjanjikan hal yang baru, dan relevan dengan pengembangan ilmu, namun tidak cukup subyek penelitian, dana, sarana, keahlian, atau waktu. Sebagian kendala tersebut dapat diatasi dengan modifikasi desain, menyesuaikan besar sampel, jenis pemeriksaan, dan lain-lain. Jadi pertimbangan praktislah yang akhirnya menentukan, apakah masalah kesehatan dapat dijawab dengan penelitian.

2. Menarik
Penelitian adalah aktivitas yang sangat menyita pikiran, tenaga, waktu, dan biaya. Pelbagai kendala, baik yang telah diantisipasi maupun yang muncul kemudian, mengancam dari waktu ke waktu. Di lain sisi, peneliti dituntut jujur dan taat asas dalam seluruh tahapan penelitian dan pelaporan hasilnya. Oleh karena itulah peneliti harus tertarik pada subyek yang ditelitinya. Bila peneliti tidak tertarik terhadap materi penelitiannya, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi: mungkin ia akan cepat menyerah bila dihadapkan pada pelbagai kendala, atau ia tidak akan taat asas pada rencana penelitian yang dibuatnya sendiri.

3. Memberi nilai baru
Nilai baru dalam penelitian seringkali dihubungkan dengan orisinalitas suatu penelitian, hal yang Bering membuat gamang peneliti. Penelitian yang lama sekali baru disebut orisinal, sedangkan yang mengulang penelitian terdahulu disebut replikatif. Penelitian yang semata-mata mengulang penelitian terdahulu yang hasilnya telah jelas (established), memang berarti membuang banyak sumber daya secara sia-sia. Namun bukan berarti semua penelitian harus sama sekali baru. Mungkin saja peneliti ingin mengulang suatu penelitian untuk menguji konsistensi hasil penelitian, menerapkannya pada kondisi atau populasi yang berbeda, atau justru karena ia melihat kekurangan pada metodologi, pelaksanaan, analisis, ataupun simpulan penelitian sejenis yang dipublikasi sebelumnya.
Alasan untuk melakukan penelitian replikatif harus dijelaskan di dalam usulan penelitian. Suatu penelitian replikatif akan sangat bermanfaat bila ia dirancang lebih baik serta dapat mengeliminasi kekurangan yang ada pada penelitian sebelumnya; sebaliknya suatu penelitian replikatif yang justru lebih lemah metodologi, pelaksanaan, atau analisisnya, tidak dapat diterima.
3. Etis
Penelitian apa pun, khususnya yang menggunakan manusia sebagai subyek, tidak boleh bertentangan dengan etika. Kesulitan mungkin timbul adalah karena etika bukan hal yang mudah didefinisikan. Seseorang mungkin mengatakan sesuatu hal secara etis masih berterima, namun bagi orang lain mungkin sudah melanggar etika. Karena itulah maka setiap penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek harus mendapatkan persetujuan dari komisi etika setempat. Penggunaan plasebo pada uji klinis senantiasa menjadi bahan diskusi dalam komisi etika. Modifikasi usulan penelitian mungkin perlu dilakukan atas saran dari komisi etika tersebut.
4. Relevan
Relevansi merupakan hal utama yang harus dipikirkan pada awal penelitian. Tiap peneliti harus dapat memprediksi hasil penelitian yang akan diperoleh, apakah relevan dengan kemajuan ilmu, tata laksana pasien, atau kebijakan kesehatan, ataupun sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
Dapat ditambahkan bahwa setelah menentukan topik suatu penelitian, peneliti harus membatasi diri pada pertanyaan penelitian yang paling penting. Menjawab satu atau dua pertanyaan penelitian yang penting secara adekuat jauh lebih bermakna daripada menjawab banyak pertanyaan yang remeh-temeh
Pada studi tentang kebiasaan merokok pada remaja, misalnya, usia saat mulai merokok, apakah ayahnya merokok, atau berapa jumlah rokok dalam sehari, mungkin relevan dengan masalah penelitian. Namun apakah rokoknya dibeli di super market, atau di tukang rokok di gang tidak relevan di permasalahkan.
Masalah ini perlu ditekankan, karena terlalu banyak pertanyaan dalam satu penelitian akan menambah kesulitan pembuatan desain, penghitungan besar sampel, interpretasi uji statistik, serta masalah metodologis lainnya, di samping memerlukan tambahan logistik berupa biaya, waktu, tenaga, serta fasilitas lain. Para peneliti muda cenderung untuk memasukkan sebanyak mungkin pertanyaan dalam satu penelitian; hal ini harus dihindarkan.

Daftar referensi
Sastroasmoro, Prof. DR. Sudigdo, 2006. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. CV Sagung seto: Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar